Perang Terbatas (Limited War)
Perang merupakan salah satu konsep yang sudah dikenal semenjak manusia mempunyai kelompok (berkelompok/mempunyai system pemerintahan primitive) dan mempunyai struktur pemerintahan. Perang awalnya merupakan bentukan primitive dari adanya kepentingan suatu golongan dalam menghadapi kepentingan golongan lain. Dalam kitab Artha Sastra dijelaskan bahwa perang dilakukan untuk memperluas wilayah kekuasaan (negara) dengan tujuan untuk melindungi wilayah tersebut dari kekacauan.
Para penteori strategi perang sudah di kenal semenjak peradaban bangsa kuno tercipta seperti kerajaan-kerajaan di Mesir, Arab, China, Eropa (yunani). Tak kurang banyak sekali tokoh-tokoh yang mempunyai keahliaan ini seperti Hannibal, Alexander the Great, Sallahudin, Tsun-Tzu, dll. para ahli-ahli ini merupakan seorang jenderal atau panglima perang yang sangat mengerti strategi perang, dan hukum-hukum alam dalam sebuah perang, akan tetapi proses keilmuaan yang ada pada saat ini belum berkembang dikarenakan metode keilmuan sendiri baru berkembang di eropa pada abad ke 17 (masa Aufklarung) dimana literature yang ada hanya di tulis melalui sajak-sajak ataupun puisi-puisi dan cerita, baru pada awal abad ke 18 dan 19 ilmu perang memperoleh bentukan yang scientific sejalan dengan adanya perkembangan metodologi dalam dunia keilmuan, salah seorang panglima yang dikenal sangat berjasa mengembangkan keilmuan ini ialah Carl Von Clausewitz, Schlieffen, Ludendorf.
Kaitan perang dengan ilmu Hubungan Internasional
Perang seperti sudah dijelaskan diatas merupakan suatu instrument politik dari suatu negara dalam melaksanakan kepentingan nasionalnya. Tak pelak Carl Von Clausewitz menjelaskan bahwa “ war is a continuation of politic by other mean”, dengan artian bahwa perang merupakan kelanjutan dari politik. Dalam realitasnya fenomena peperangan selalu melibatkan dua pihak yang saling bermusuhan dengan artian bahwa kajian perang merupakan salah satu instrument yang paling penting dalam ilmu Hubngan Internasional karena mengakibatkan adanya hubungan antara satu negara dengan negara lain, interaksi antar negara tidak hanya terjadi ketika masa damai namun juga ketika masa pereang karena perang sendiri merupakan interaksi antar negara, demikian pula fenomena-fenomena perang dapat menjelaskan perilaku negara, sebagai contoh ialah ketika terjadi perang dunia pertama yang dilater belakangi oleh adanya kepentingan jerman untuk merebut wilayah negara lain guna membangun suatu pagar negara, kemudian hal ini di uji ketika perilaku negara jerman berubah pasca perjanjian Versailles, perubahan ini dikarenakan jerman hendak membangun negra setelah kemiskinan melanda jerman selama krisis dunia (1920) dan jatuhnya harga diri jerman dengan adanya kekalahan pada perang dunia pertama, indicator-indikator pra perang sudah dimiliki jerman diantaranya jerman mempunyai sumber daya mineral yang sangat banyak untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan senjata oleh pihak jerman. kajian ilmu perang bertambah penting ketika mazhab realis menjadi salah satu aliran terkemuka dalam konsep dan teori Hubungan Internasional, bahkan tercipta suatu adagium bahwa ilmu Hubungan internasional adalah ilmu yang mempelajari mengenai perang dan damai.
Definisi perang
Carl Von Clausewitz
“war is an act of force to compale our adversary to do our will”[1].
Dari definisi yang di berikan diatas sangat jelas dikatakan bahwa perang adalah suatu aksi yang memakai segala kekuatan untuk memaksa musuh melakukan apa yang kita inginkan, peperangan tentunya membutuhkan beberapa instrument yaitu kemampuan pasukan, koordinasi peralatan dan strategi.sementara menurut Tan Malaka Ada empat anasir perang yang terpenting, yakni: soal keadaan bumi. soal keadaan senjata. soal keadaan orang dan soal tempo.
Ilmu mengenai perang dari sudut pandang politik juga dapat kita pahami dari tulisan-tulisan kuno seperti di bawah ini
Thucydides “ and perhaps whan they see that our actual strength is keeping pace with the language that we use, they will be more inclines to give way, since their land will still be untouched and in making up their minds, they will be thinking of the advantages which they still possess an which have not been yet destroyed. For you must think of their lands as a hostage in your possession and all the more valuable the better it’s looked after. You should spare it up to the last possible moment and avoid driving them much harder to deal with.
Prof. PMS. Blackett[2]
“ the study of war become more important than in the past not only because of the terrific destruction involved in the modern war, but also because the preparation of future wars now effect the whole social life of a nation, even in pease time. The length of the call-up ; the friction of our national income to be devoted to armament, the measure of the disturbance of our social life demanded by a civil defence programe; the part of our inventive resources to be devoted to weapons and other military devices- all these questions are the subject today of acute technical and political controversy”.
Evolusi Konsep perang (Total War- Limited War)
Total war merupakan realisasi peperangan dengan menggunakan semua instrument perang meliputi kekuatan militer, kekuatan politik dan ekonomi, mobilisasi total, dan maksimalisasi seluruh personel dan sumber daya dari negara tersebut yang bertujuan memenangkan peperangan secara total dan memusnahkan musuh seluruhnya.
Seperti yang dikatakan ludendorf dibawah ini
Ludendorf “the next war was a total war as an inevitable consequence of population growth and technological development” if in such a war, nation was in astake, political consequently has to serve warfare unconditionally and subordinate it self to the military leadership.
Kemungkinan akan perang total memang masih diragukan akan terjadinya perang ini, perang ini kemungkinan terjadi pada masa kekuatan senjata belum mematikan, namun jika pada masa sekarang kemungkinan perang total masih sangat diragukan seperti yang dikatakan
Kissinger “total war is beyond doubt, not a normal state of conflict executed with military means. But rather a special practice, it follows the failure of the political leadership to exercise its specific functions and responsibilities”.
Keraguan ini didasarkan oleh adanya penggunaan senjata nuklir, rasionalisasi dari hal ini sulit untuk dijawab, hal ini dapat dianalogikan menggunakan game theory.
Contoh perang total ialah : perang peloponesia, sparta vis avis athena, perang Napoleon, perang dunia pertama. Para penteori jerman mengasosiasikan bahwa politic dan perang terletak dalam bentuk yang hirarkis dan mempunyai hubungan ketergantungan antar keduanya, dimana suatu perang tidak akan dapat dilakukan jika hanya jenderal saja yang berperan, kepala negara juga sangat berperan terutama dalam halkebijakan pemenuhan kebutuhan perang.
Limited War[3]
Berdasarkan definisinya:
William Kaufman “all kind of limitation of are, number of participants and number of categories of weapon”.
Pada pengertian di atasmaka dapat disimpulkan bahwa perang terbatas mencakup dibatasinya bebrapa ketentuan sepeerti : dibatasinya objek, maksud penyerangan, wilayah. Perang terbatas dimaksudkan agar kehancuran ataupun kerugian yang dialami oleh kedua belah oihak dapat diminimalisir, namun tujuan dari terciptanya perang dapat tercapai (pemaksaan kehendak salah satu pihak, terjadinya akomodasi kepentingan pihak lawan), limited war menurut saya tercipta akibat perang mendapatkan pengaruh dari kemajuan jaman terutama dalam hal teknologi perang dan pelajaran dari kehancuran perang-perang terdahulu namun tak dapat kita menafikkan bahwa perang terbatas dapat saja menjadi suatu perang total.
Seiring dengan adanya kemajuan teknologi, kemajuan persenjataan pun mendapatkan pengaruh dimana senjata-senjata yang dapat mematikan selalu akan diciptakan,pada tulisan saya terdahulu mengenai perang dalam keadaaan damai, dapat dilihat bahwa dengan adanya senjata-senjata biologis, kimia, elektromaghnetik, akan membawa perubahan bagi kondisi perang di masa yang akan datang. Mengenai evolusi konsep perang total atau terbatas maka menurut saya terjadi suatu evolusi pemikiran konsep ini memandang adanya kehancuran yang dihasilkan dari adanya senjata-senjata yang mematikan, indikasi yang sangat jelas ialah penggunaan strategi total war amerika (MAD (Muttual Assure Destruction) dan MR (Massive Retaliation)) yang diterapkan pada masa perang dingin, sudah tidak digunakan, perang dimasa yang akan datang saya prediksikan akan menjadi suatu perang yang tidak menimbulkan suatu kerusakan total, dikarenakan adanya kesadaran bagi manusia untuk hidup bersama dalam satu dunia..
[1] General Carl von Clausewitz:On War, 1874 was 1st edition of this translation. 1909 was the London reprinting.
[2] Trevor N Dupuy; International military and Defence Encyclopedia Vol III; Brassey inc, Washington New York. 1993
[3] Swaran Singh; Limited War( the challenge of US military strategy), Lancers book, New delhi.1995